Sabtu, 19 Agustus 2017

Komitmen Pemerintah Indonesia Terhadap Perang Narkoba, Tembak Mati

Komitmen

LigaFox - Komitmen pemerintah Indonesia, menggelar 'perang' terhadap narkoba, berdampak pada melonjaknya angka kematian. Menurut laporan kelompok Amnesty International, setidaknya sejak kebijakan ini diumumkan Presiden Joko Widodo, telah ada 60 orang yang mati ditembak petugas.

"Eskalasinya mengejutkan. Pembunuhan tidak sah ini, adalah alarm serius" ujar Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid.

Menurut Usman, konsep perang narkoba yang ditelurkan pemerintah, kini berdampak pada maraknya aksi pembunuhan oleh kepolisian di beberapa daerah, yang dituding menjadi pusatnya perdagangan narkoba di Indonesia.
Padahal, di sisi lain, langkah menembaki para bandar narkoba, juga tidak menjadi solusi menekan akar penggunaan narkoba. "Pihak berwenang harus ingat juga, orang-orang yang dicurigai melanggar soal narkoba, juga memiliki hak untuk hidup" ujar Usman.
Gagasan perang narkoba ini, sebelumnya memang dibangun Jokowi, merujuk pada data bahwa, Indonesia diklaim sedang darurat narkoba.

Kata Jokowi, saat ini setidaknya ada 4,5 juta orang Indonesia, telah menjadi pecandu atau terpapar narkoba. Dari angka itu, akhirnya ada 50 orang yang kemudian meninggal setiap harinya akibat narkoba.

Karena itulah, perang narkoba ini pun dimulai, dari menghukum mati seluruh bandar narkoba di Indonesia, sejak tahun 2014.
"Sudahlah, tegasin saja. Terutama pengedar-pengedar narkoba asing. Yang masuk kemudian melawan, sudah...langsung ditembak saja" ujar Jokowi, menegaskan ambisinya, dalam perang melawan narkoba baru-baru ini.
Komitmen Jokowi itu pun, selalu diulanginya dalam setiap kesempatan. Bahkan, sudah menjadi gayung bersambut di jajaran kepolisian.

Ini tercermin di sikap Kapolri, Jenderal Tito Karnavian, yang mengaku sudah menginstruksikan kepada bawahannya, untuk tidak segan-segan lagi kepada para pengguna narkoba.

Bahkan Tito mengaku, siap memberi sanksi berupa pemindahan, jika ada anggota polisi, yang justru tidak memberi tindakan tegas, kepada para pengguna narkoba.

"Kalau ada kasus narkotika, tetapi enggak ada tindakan, maka akan kita ganti" kata Tito, mengingatkan bawahannya.

Di Filipina, gagasan perang narkoba ini, telah didahuli oleh Presiden Rodrigo Duterte, sejak Juni 2016. Setidaknya ada 1.900 orang terbunuh di jalanan, atas instruksi Duterte.

Mereka tidak menjalani proses sidang, dan langsung meregang nyawa di jalanan, oleh peluru polisi. Di luar itu, kepolisian Filipina juga menangkap 5.400 orang lainnya, yang dicurigai sebagai pengguna atau bandar narkoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar